17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga - CERITA DEWASA

Breaking

Post Top Ad

17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga

17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga


Ini adalah kisahku pada saat aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku liburan di rumah kakekku di daerah lembang, ada tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit http://ligaibc.online/ dengan usia lebih dari 27 tahun. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumah sedang dibangun di daerah bogor sedang mengadakan (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu lagi.

Aku dan bibiku sangat populer karena dia memang sering kerumahku utama Saat tidak berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku saat kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. 1 tahun.

Suatu pagi aku kaget kompilasi seseorang membangunkan aku membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Laki-laki sangat kamu disini Sangat kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil ”

"Laki-laki ah, liburan masak suruh kerja juga ...."

"Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci ..."

"Kan ada bi ijah"

“Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah jantan ya” dicubitnya pinggangku

"Udah udah geli ampun ...." Kataku bangun sambil mendorong mukanya.

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan tamu diruang. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih… .. andi biar di jaga kakek”

"Ya siap bos ..." ku membuka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang mengalir ke sungai di pinggir sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.

“Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” rumahku

"Eh rik tumben mau ke sungai ...." Katanya ramah

"Ya nih di paksa bos ..."

“Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul“

"Aku dah dari tadi .. kalo listrik mati gini baru pada kali, kalo gak pakaian bayiku siapa pun keringnya" katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai.

Selendang batik yang membentuk lekuk dibungkus bagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terbuat dari kalung tipis yang membuat terlihat kurus, ia kemudian membelakangi kami dan membuka selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke arah yang benar-benar diinginkan.

Hanya saja aku kaget melihat pemandangan itu, Lepas membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap ditampilkan ia mulai membasuh rambutnya yang telah bertambah tubunya bisa kulihat, kompilasi aku membasahi cucian kemudian duduk.

”Kapan kamu kesini rik ..” sambil memiringkan keinginan http://ligaibc.online/ karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.

"Apa wul aku lagi gak konsen .." ia memalingkan badan kearahku

“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan saja datang ..”

“Oh aku baru kemarin ..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke mataku sedang saja menuju ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan ,.

Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.

“Anakmu berumur jauh .. kok gak diajak“ kataku

“Masih 1 tahun setengah, sebelumnya sama saja adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian mengisi handuknya dipinggangnya dan membalikkannya dengan tangan kanannya mencoba memecahkan teteknya yang mana itu memunculkan apa yang ada di mana saja yang dibuka itu apa saja yang ada di sebelah kanan Setelah selesai, dia kemudian membalikkan badannya dan mengangkat handuknya, lalu mengenakannya itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.

"Anakmu siapa namanya ...?"

“Intan .. cantikkan“ ia membalik, pakaian dalam lemak yang sudah dipe memek dan pinggangnya dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman untuk memperbaiki teteknya adikku sedari tadi gelisah.

Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya

"Cantik sih namanya .. tapi emaknya belum melihat secantik emaknya .."

"Ya pasti .. emaknya aja cantik ikut ikut donk" katanya sombong, kusiramkan udara ke arahnya segera dia buka dan balas siramanku.

"Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek sekali ..." kami pun akhirnya saling menyiramkan udara setelah beberapa saat dia kalah mengalahkan seranganku.

"Ampun ampun ..." katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tetapi kemudian dia malah memilih mengambil bara dan menghampiriku menyiramku untuk mendapatkan bajuku basah kuyup, aku kaget dan memantulkan bara ditangannya dia kemudian bolak-balik badan untuk membantunya, tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih bara itu, ia berhasil melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan mengisiya atas diterimaa

"Ampun ri ,, aku mandi dah .. awas lo ntar tak Dinilai kakekmu" aku tetap saja memegang badannya dan disetujui, akhirnya ia membalikkan dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus

”Nih aku mandiin lagi hehehhe, ……” sekujur hati termasuk pakaian dalam agar tampak jelas terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggul jadi panjang ”aduh ampun sakit , kami kemudian menuju tepi sungai untuk mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka udara ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari menyeka air di kepalaku.

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka, kemudian membuka handuknya yang menuju ke mukaku, lalu mulai menggunakan handuknya untuk mengusap muka (Lumayan aroma yang masih nempel nih)

Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana itu, karena ikatannya kurang kuat setelah celana berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka membuat isi selangkanganya terpampang di depanku.

“Eit…” katanya sambil memegang tangan kanannya memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih kamu…” kataku sambil memalingkan muka, mengawal menendang tubuhku, kemudian di usapkannya ke arah seluncurannya yang masih lumayan ditengah karena memakai celana di dalam.

Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampak dia merasa nyaman hanya tahu memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia membawa bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum sendiri.

"Awas bisa gila lho tersenyum sendiri ..." ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya

"Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila ..." katanya sambil berdiri

"Eh, bau ..." sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya

"Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah disiapkan salah satu yang dikumpulkan. Tanganku mengambil tangan yang ditutupinya

"Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya ,,,," kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak naik kedua bibir bawahnya "Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit .." kataku sambil megelus elek memeknya dengan handuk dia membalut saat ini dengan handuk kepalaku berada didalamnya.

Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada batu besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat ..

“Berani cium gak 5 Ribu deh…“ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menentang, memeknya tampak begitu menggairkan.

“Gak ah bau tuh .. tambah deh 10“ kataku cengengesan

"Kesepakatan ..." Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, kubuka pelan-pelan dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura terhampar mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai keluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan perlahan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli,

"Ih ..." katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan ke memeknya dan menggerakkan gerakkan memutar sehingga ia menambahkan geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku.

"Memek lo bau juga ya ... mana 10 ribunya ..?"

“Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa… ”sumpret belum puas dengan mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berangkat,

* * *
bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil memulihkan tenaga setelah swalayan.

Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sambil aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan udara jadi baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesaikan semua aku mulai membuka semua bajuku, hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian naik dasternya kemudian celana dalam putih perlahan-lahan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali mengumpulkan dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi aku bisa melihat celana itu.

“Ih celana dalam dah pada bolong nih…” kuangkat celana itu, bibiku segera menyambarnya

"Mana? Masih baru nih .. ”katanya sambil melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian naik kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka mantel bulu yang terlihat jelas terlihat pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk membeli bhnya sehingga teteknya menyembul karena dasternya,

"Sini kolormu ingatkan sekalian ..." aku bengong mendengarnya,

"Copot sekalian gih kolormu .."

“Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka perlahan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.

"Lho dah sunat untuk kamu?" Dilihatnya burungku yang masih imut-imut ditambah rambut yang baru keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.

"Dah lama ya kita gak mandi bareng ..." ia tersenyum

"Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih?"

"Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah di keriput semua, ..." ia kemudian membuka dasternya jadi seluruh terbuka membuka dan menggeser duduknya menyamping.

“Sana taruh di pinggir”
aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempat. Teteknya yang bersih dan putih walau tak seberapa punya wulan terlihat masih sama dulu, anggap sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti percaya dia wanita ayu.

"Coba lihat memeknya donk bi ..." ia melengos dan mengambil pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik melihat rambut-rambut kesulitan berada di tengah

"Haiii ... bulunya habis dicukur ya ..." ia tersenyum geli, ia mulai menggeser duduknya sehinga tepat didepanku

“Kok tahu…. bagus kan ”rambutnya pubis itu bangga

“Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini… .mang napa dicukur”

“Nggak lagi pingin aja… kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”

Kakinya yang rapat membuat saya hanya kebagian melihat rambutnya saja.

“Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya berusaha menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat bergerigi, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu saja supaya memeknya semakin terlihat.

"Wah masih sama kaya dulu ya. Meskipun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu" ia tersenyum mendengarkan bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya membuka lalu mengusap-usapnya.

“Jangan nakal ah .. geli ..” aku tetap saja mengelus elusnya

"Mandi sana." Tangannya mendorong mukaku jadi aku jatuh, http://ligaibc.online/ dia kemudian berjalan kearah udara yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil

“Ri ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, diambilnya aku jatuh dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan udara setelah menemukan saat bercanda di dalam air ia mulai naik ke batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan sabunnya Dileher jenjangnya, perlahan-lahan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan diisi dan berahir pada memeknya setelah itu ia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari udara dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia menggosokkan sabun pada penisku.

"Dah gede kamu ri, burungmu ada rambutnya .."

“Ya donk masak mau terus kecil…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya n sepertinya dia cuek saja dengan terus asik menggosok baju dengan gulir, aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membalikkan aku pada payudaranya dan
mengalikan seluruh dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.

Ia kemudian terduduk, seperti biasanya mandi dia selalu terdiam beberapa saat menerima sabun diresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu,

"Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya" katanya sambil mengelus penisku aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk menunggu sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga memeknya kelihatan.

"Dah jangan main itu terus ah geli ..." tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun

“Geli ah li ..“ tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan berjalan.

"Burungmu dah mulai bisa berdiri ri ..." dielusnya burungku pelan-pelan mesra, makin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.

“Kamu dah pernah ngimpi basah ya ..” aku mengangguk kemudian

“Bi .. kamu gak lagi mens kan?” Ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya

“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mulai meminta bimbingan untuk menyelesaikan teteknya kemudian melintir.

"Yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu" dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap lambat putingnya, ada udara keluar dari susunya aku jadi lebih suka menyedotnya, sementara bibi minumap kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku menghindarinya.

“Kamu gak papa ri?” Katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman

“Ia kemudian menyiramkan udara ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil dan tekanan pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Cukup ku hentikan jilatanku kemudian duduk di memulihkan dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku.

"Enak kan ...?" Ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku

"Kalo jijik gak usah di emut ..." ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan melepaskan.
Ia kemudian duduk diatas batu sambil meminta saya memasukkan penis ke memeknya

“Di gesek aja ya, jangan dimasukkan .. sudah pamanmu nih ..” aku kemudian menggesekkan penisku ke memeknya sambil tanganku mengatur teteknya.

"Bi sekalian masukkin ya .. biar ngajarinnya komplit .." ku masukkan tanganku ke memeknya,

"Jangan sama pacarmu saja, terima kasih perjakamu ..." Aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa menembus juga, bibiku tersenyum geli

"Tuh kan gak bisa, di sini ..." ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, puas sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku dikeluarkan kembali

“Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik mengenakan penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang ingin mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia memasukkan aku memasukkan tanpa bantuan.

Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,

“Uh…. Enak bi… ”ia kemudian menggoyang pinggulnya memberi tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelusindungi,

"Ayo bagianmu ..." ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku memasukan semua penisku masuk kemudian bergerak perlahan. Lama kemudian semakin cepat.

“Bagus ri .. ayo .. ah .... ah ... terus sayang .... "Aku memintainya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi sekarang dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang kali

'oh iya… enak bi… enak ..... ”Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi dibuka kemudian dia menerima kakiku,

"Ayo aku dah mau nyampe ... kamu mau nemenin kan ..." dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak naik kemudian maju dan tanganku memegang teteknya

“Bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti ... ”

"Ayo sayang ... bibi juga gak lama lagi .." aku melepaskan tangan dari susunya dan melengkapi memegang goyangan maut memek bibiku ..

"Uh .. ah ..." berganti kami menggantikannya

“Stop bi… aku mau keluar…” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku .. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar

“Selangkangan ,,,,” teguh pada saat .. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku

“Wiih enak banget bi…. Ya …… ”kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan udara ke mukaku

“Udah mandi yuk…” aku menarik menarik

“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum

“Ayo tak bantu nyampe puncak ..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia akan melem kemudian aku mulai berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian diarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis di mulutnya .. dia akan menggelinjang dan ahirnya dia terimaiah “uhhhhhhh ,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan.

Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun

"Jangan diulang ya ... sekali aja" katanya sambil mencubit paha depanku

"Ya deh bi ,, kalo kuat ya .. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan" kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas
"Janji ya, jangan goda aku lagi ..." aku diam sambil memeluknya ..