Cerita Dewasa Dengan Tetangga Dan Saling Bertukar Pasangan Masing Masing - CERITA DEWASA

Breaking

Post Top Ad

Cerita Dewasa Dengan Tetangga Dan Saling Bertukar Pasangan Masing Masing

Cerita Dewasa Dengan Tetangga Dan Saling Bertukar Pasangan Masing Masing


Kurasa tidak perlu saya ceritakan tentang nama dan asalku, begitu juga tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mulai empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah lima tahun tahun saja. Meskipun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

Isteriku bernama Septiana. Ada satu kebiasaan yang mungkin jarang dimiliki orang lain, yaitu keinginan seks yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari saat ada tamu pun sering mengundang saya http://beritabagus.net/ meminta kamar saya untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Meski demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada seks. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, jadi cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat bagus, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, wooow busyet .., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum memiliki anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan Isteriku biasa mengundang mereka Mas Yusri dan Mbak Dini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara hanya tentang hampir setiap hari kami ngobrol, yang dipertanyakan di teras atau sebaliknya.

Pada suatu malam, saya seperti biasanya mengunjungi ke Rumah, setelah ngobrol panjang lebar, Yusri menawariku nonton VCD biru yang katanya http://beritabagus.net/ baru dipinjamnya dari pengunjung. Aku pun tidak menolak karena selain tidak jauh dari kegiatan lain pun tidak ada. Seperti biasa, film biru tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Yusri ikut nonton bersama kami.

“Waduh, gimana ini Yusri ..? Nggak enak nih ..! ”

“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang.

Kalau Mas meminta, Mbak Res diajak sekalian. ”Katanya menyebut isteriku.

Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa yang salahnya? Akhirnya aku pamit hanya untuk pulang.

“Gila kamu ..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga ..? ”Kata isteriku kompilasi kuajak.

Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Yusri. Mendingan langsung tidur saja. Tunggu sebentar. Paginya aku tidak bertemu Yusri, karena sudah lebih dulu berangkat. Di teras Rumah saya hanya melihat isterinya sedang minum teh. Saat aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku tidak bisa tidur jadi aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet .., dasternya yang transparan menampakkan lekuk yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah .., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang berpikir aku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menerima isteriku. Seperti biasanya jika sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Septiana tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Septiana kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku hingga terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Septiana langsung memegang kemenanganku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak bisa kuceritakan.

“Mas .., sekarang Mas ..!” Pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekati kontolku ke lubang kemaluan Septiana. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, "Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih ..?"

Aku diam saja karena malu mengatakan sebenarnya Dini lah yang bertambah tensiku pagi ini.

Sorenya Yusri datang ke rumahku, “meminta Mas mendapat kelainan sepertiku ya ..?” Tanyanya setelah kami berbasa-basi.

“Maksudmu apa Yusri ..?” Tanyaku heran.

"Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Septiana bergulat setelah ngobrol membicarakan."

Loh, aku heran, dari mana Dini nampak kami lakukan? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.

Yusri langsung menambahkan, "Nggak usah malu Mas, aku juga maniak Mas." Katanya tanpa malu-malu.

"Begini saja Mas," tanpa harus memulihkan perasaanku, Yusri langsung mulai, "Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara ..?"

"Acara apa Yusri ..?" Tanyaku penasaran.

“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana ..?”

“Pesta apaan ..? Gila kamu. "

“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya aku yang nyediain. Kita berempat aja, sedang mereview ajalah Mas, kan Mas belum pernah bertemu ..? ”

Malamnya, pukul 20.00, Yusri bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu suka dan suka maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak bisa menjelaskan perasaan apa ini, mungkin melibatkan minuman yang dibawakan Yusri dari perkebunan.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku berhasil isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Yusri juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Septiana juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Septiana sudah terbalik, entah kapan aku menelanjanginya. Sesudah aku menyerah, mengapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Yusri membuka-lahan mendudukkan Dini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, lalu membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memperbaiki kenapa ini bisa terjadi di dalam rumahku. Tapi itu hanya sepintas, selanjutnya aku sudah menikmati permainan itu. Dini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Yusri membuka BH Dini, tampak dua bukit putih mudah menantang menyembul setelah memilihnya terbuka.

“Kegilaan apa lagi ini ..?” Batinku.

Seolah-olah Yusri mengerti, karena selalu saya mengerti menawarkan berganti denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak perlu jika posisiku digantikan oleh Yusri.

Kemudian kudekati Dini yang kini hanya tinggal pakai celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku dilakukan dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Yusri kulihat semakin beringas dicium sekujur tubuh Septiana.

Ngentot Bareng Tetangga
Perlahan-jari jari-jemariku perpindahan daerah pembunuhan Dini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas betina sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum terlalu panjang menghiasi bagian yang ada di antara kedua paha Dini ini.

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas ..!” Erang seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan liburan malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Dini yang memang betul-betul sempurna. Hanya aku yang bisa dilihat dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda sekarang bukan hanya melihat, tetapi dapat menikmati. Sungguh, ini beberapa yang tidak pernah terduga olehku. Seperti mau dimakanapnya saja.

Kemudian kujilati sepenuhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba muntahnya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut pembakarannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh .., akh ..!” Dini menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, sekarang lebih dalam dan menggunakan dua jari, Dini mendesis.

Sekarang mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Dini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Dini bergetar panas. Tiba-tiba berhasil meraih kemenanganku, menggenggam dengan telapaknya seolah takut lepas. Posisi Dini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, jadi kemenanganku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati festivalku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Dini memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh ..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Yusri dan isteriku seperti membentuk angka 69. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Musik Bunyi yang entah berapa banyak lagu menambah semangat kami.

Sekarang tiga jari kumasukkan ke dalam Dini, dia melenguh luar biasa hingga terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi koknya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan digunaan. Aroma dan rasa semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Dini terengah-engah dan mulai menjerit tertahan meminta aku segera memasuki penjaraku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar dapat diakses bisa diakses oleh saya sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Dini.
Saat kepala kemaluanku meluncurkan lubang itu, Dini mendesis, “Ssshh .., aahhk .., aduh enaknya ..! Terus Mas, masukkan lagi akhh ..! ”
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan sedang disiapkan. Mungkin karena ini aku hanya melakukan dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Dini dengan lembut sambil menYusriapnya. Mulut Dini pun seperti megap-megap kesenangan, segera kulumat bibir itu untuk Dini kesenangan tidak bisa menyelamatkan, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Dini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Yusri dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara paha kedua Dini.

Dini ini, seperti ada penyedot saja di sini. Kemaluanku sangat tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Dini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Dini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi dibentangkan, sementara aku dari belakangnya dengan membuka kaitannya denganku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kontolku lumayan besar, lubang kontol Dini juga semakin ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Dini dengan cara melebarkan jarak antara pembelian kedua. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Dini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong melepaskanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Dini membasahi lubang dan melihatku terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Temukan Dini pun nikmati gaya ini.

Buah dada Dini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang diterima dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Dini sudah tidak bisa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Dini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak bisa saya pegangi. Mulai menjalar menuju kemenanganku. Aku masih berusaha mempertahankannya.


Segera aku mencabut publikasiku dan membopong tubuh Dini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Dini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua memutuskan sampai kedua ujung berlutut menempel ke perut, sehingga sekarang tampak membunuh Dini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke lubang pengikut Dini.

Pantatku kembali naik ke berirama, tetapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang keluar dari mulut Dini semakin tidak karuan, jadi dinikmati setiap yang kulakukan membangkitkan. Tiba-tiba Dini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu yang keluar dari perayaanku. Dini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Dini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, tampak bibir Dini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah-olah kuat dan berguling-guling di lantai. Di sofa atas, Yusri dan Isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Septiana tersenyum puas. http://beritabagus.net/ Sementara Dini tidak mau melepaskan kemenangan saya dari dalam kemenangannya, kedua ujung sepatu hak masih memenangkan kedua kemenanganku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari sariku masuk ke liang milik Dini. Kulihat Dini tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya terlepas dari pertarungan Dini. Dini tersenyum puas, walau disetujui aku pun merasakan kepuasan tiada tara. Septiana juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini, ini masih jelas dalam ingatanku. Yusri dan Dini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin saya tidak akan pernah melupakan acara itu. Pernah suatu waktu Dini berkunjung ke rumah kami, mengunjungi aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja ...